Mazmur ini menyatakan keyakinan Daud kepada Tuhan saat ia
menghadapi persepakatan politik yang ingin menjatuhkannya (ayat 2- 5).
Dengan keyakinannya, ia mengajak umat-Nya bersandar kepada Tuhan
(ayat 6-9). Karena ia menyadari bahwa segala
kejayaan manusia adalah rapuh di hadapan Tuhan (ayat 10-11), tetapi kuasa, kasih setia, dan
keadilan Tuhan yang diberikan kepadanya adalah teguh (ayat 12-13).
Situasi saat itu bukanlah keadaan yang aman bagi Daud. Ia menyadari bahwa dirinya seperti dinding miring yang segera akan roboh (ayat 4), yang sedang dikerumuni oleh mereka yang ingin menghempaskannya. Ia mengetahui bahwa dirinya didustai oleh mereka yang berkata manis, padahal di dalam hati mengutukinya (ayat 5).
Namun dalam situasi yang terhimpit ini, Daud tetap diliputi rasa
aman dan tenang teduh karena berada dekat dengan Allah, satu- satunya sumber
pengharapan yang dapat diandalkan (ayat 2-3, 6-7). Kedekatannya dan pemahamannya akan
Tuhan merupakan jangkar bagi keyakinannya yang kokoh.
Kedekatannya kepada Tuhan tidaklah terlepas dari pemahamannya
tentang Tuhan sebagai sumber keselamatan (ayat 2b), pengharapan (ayat 6b, 7), dan kemuliaannya (ayat 8). Ia adalah tempat perlindungan yang teguh,
yang menyediakan diri-Nya sebagai tempat perlindungan bagi umat-Nya untuk
mencurahkan isi hati mereka (ayat 9). Dialah yang memberikan kepadanya kuasa,
kasih setia, dan keadilan (ayat 12).
Pengenalannya yang tepat kepada Tuhan menuntun kita untuk:
1.
Tetap tenang pada masa yang sukar, karena ia
mengetahui bahwa para musuhnya tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan (ayat 10);
2.
Menyadari bahwa keselamatan dan
kemuliaannya bergantung kepada Tuhan (ayat 8). Ia mengajak umat-Nya untuk tidak
bergantung kepada harta, melainkan kepada Tuhan setiap waktu (ayat 9);
3.
Menjadi seorang penguasa yang
memiliki kesadaran moral dan menyadari bahwa pemerasan dan perampasan bukanlah
jalan keluar bagi persoalannya (ayat 11).
Tenang dalam Allah. Berharap kepada manusia pasti akan kecewa.
Manusia bisa berubah. Manusia jahat dapat lain di mulut, lain di hati dan
tindakan. Allah tidak demikian. Kebenaran, kasih, kesucian, kekuasaan,
kesetiaan Allah tetap selamanya. Bersandar dan berlindung pada Allah akan
menghasilkan hidup yang aman dan tenteram. Ketika memerlukan konseling atau
bimbingan, apa yang Daud lakukan?
"Curahkanlah isi
hatimu di hadapan-Nya" (ayat 9). Curahkanlah melalui doa sampai habis.
Curahkanlah dengan percaya sambil istirahat di dalam Dia.
Renungkan:
Curahkanlah isi hatimu di hadapan Allah! Orang yang rajin melatih
berdiam diri, merenungkan sabda Allah, menikmati hadirat-Nya, akan memiliki
ketenangan hati.
Soalan:
1.
Apakah atau siapakah yang selama
ini menjadi sumber rasa aman Anda? Tepatkah Anda berharap kepadanya?
2.
Hal-hal apakah yang menjadi
penghambat bagi Anda untuk bergantung penuh pada Tuhan?
3.
Bagaimana pemahaman hari ini
menolong Anda untuk semakin bergantung kepada Tuhan?
No comments:
Post a Comment